Minggu, 07 November 2010

resume bab 1

Bab 1
Teori digital : teori tentang media baru

Modernisme dan media lama

Bermula kira-kira pada abad kesembilan belas, modernisme adalah istilah umum yang diberikan untuk cara masyarakat yang menanggapi perubahan yang terjadi selama revolusi industri. Dengan berakar pada pencerahan periode abad kedelapan belas, modernisme cenderung menantang teokratis yang berpusat pada Tuhan yang telah membantu mendefinisikan manusia dunia di masa lalu. Dengan berkeyakinan kepada kemajuan keniscayaan ilmiah, banyak aspek modernisme cenderung memiliki keyakinan yang optimis dalam hal modernitas untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik. Secara khusus, banyak modernisme datang untuk melihat industrialisasi sebagai musuh pemikiran yang bebas dan individualitas. Hal ini menjadi alasan bahwa reaksi modernisme terhadap modernitas sering dianggap sebagai intensitas paradoks.
Ada banyak contoh yang mencerminkan penghinaan modernisme untuk media, salah satu kelompok yang paling terkenal dalam intelektual untuk mengambil sikap ideologis yaitu 'Sekolah Frankfurt sehingga diasingkan dari jerman ke Amerika selama perang dunia. Sekolah Frankfurt menganggap media sebagai produk standar industrialisasi yang sering menghubungkan budaya massa dengan aspek Fordisme. Untuk teori Marxis Sekolah Frankfurt, filosofi fardist juga terlihat dalam semua aspek budaya media massa seperti televise, film , majalah, novel, yang saling indentik.
Kegelisahan tentang media juga datang dalam beberapa aspek penyiaran
kebijakan. Misalnya, gagasan BBC tentang 'penyiaran pelayanan publik yang didasarkan
pada sejumlah cita-cita budaya, politik dan teoritis mirip dengan modernisme. John Reith yang menjabat sebagai direktur utama BBC, berpendapat bahwa penyiaran harus
menggunakan 'budaya tinggi' untuk dapat membela dan melawan sifat merendahkan dan pengaruh budaya media massa. Ini adalah salah satu alasan mengapa ia berpendapat begitu kuat bahwa BBC harus
dibiayai sepenuhnya oleh perpajakan, sehingga menghindari sifat dikomersialkan oleh media Amerika.


Postmodernisme dan Media Baru

Modernisme pada umumnya dikaitkan dengan fase awal industri revolusi, sedangkan postmodernisme pada umumnya dikaitkan dengan banyak perubahan yang telah terjadi setelah revolusi industri. Terjadilah pergeseran teoritis dalam konsepsi media dan para penonton yang dilakukan oleh banyak pekerja informasi melalui pos-strukturalisme. Sementara strukturalisme umumnya mencerminkan kebutuhan modernis untuk mengungkap makna ideologi laten yang tertanam dalam teks media, pasca-strukturalisme cenderung mengambil pandangan yang kurang deterministic tentang sifat media secara keseluruhan.
Teori Pascastrukturalis yaitu perubahan yang sangat berarti dimana riset kontemporer tidak hanya memahami media tetapi juga penerima atau 'pembaca'. Maka disarankan gagasan kedua pandangan postmodern dan pascastrukturalis kepada dunia yaitu bahwa makna itu sendiri tidak pernah bisa sepenuhnya diletakkan pada bagian dasar. Dalam membangun pemahaman strukturalisme tentang budaya melalui struktur
linguistik, pasca-strukturalisme berpendapat bahwa realitas hanya dapat benar-benar diketahui melalui bahasa dan wacana. Jadi sementara modernisme muncul lebih cenderung untuk mencari makna dan kebenaran di antara kekacauan dan fragmentasi dunia modern, postmodernisme muncul untuk menerima bahwa mengupayakan kebenaran universal sia-sia. Sementara media umum diberhentikan oleh modernisme sebagai standar, formula dan dasar, postmodernisme cenderung untuk membudayakan budaya populer umum atas penolakan implicit dalam mencari kebenaran universal yang mendalam.
Ada sebuah kritikan yang menyebutkan bahwa pemandangan dari pascamodernisme dan New Media dari warga demokrasi ke konsumen apolitis tidak lagi mampu membedakan antara ilusi simulasi media dan realitas, dimana masyarakat yang memegang sistem kapitalis menyembunyikan mereka secara implisit. Banyak kritikus berpendapat bahwa sekarang bahkan politik landscape adalah kemenangan gambar di atas substansi. New Media memang menawarkan dunia dengan bentuk yang dapat menyilaukan mata dan komunikasi tanpa batas, tapi juga penting untuk diingat siapa dan apa yang merangkul sisa-sisa dari postmodern. Teknologi utopianisme juga mengatakan bahwa New Media secara otomatis akan meningkatkan dunia kita menjadi lebih baik, tetapi masa depan yang sejahtera jelas terletak pada bagaimana dan apa yang kita lakukan dengan banyak pilihan yang ditawarkan.

Kesimpulan

Apapun sudut pandang teoretis yang berpendapat tentang New Media, tidak bisa dikatakan bahwa media tidak berada di bawah perubahan besar selama 20 terakhir atau 30 tahun. Karena itu kita perlu kerangka teori baru yang memungkinkan kita untuk
memahami dan menghargai baik fitur positif dan negatif dari kita saat ini. Terdengar naif apabila menyarankan bahwa pendekatan metodologis dan teoritis ke New Media bisa dibuat dan dianggap sebagai definitif, tetapi hal ini hanya dimaksudkan untuk menawarkan suatu kerangka di mana sejumlah konteks dapat mendekat. Media telah dianalisis dan diuji melalui materi yang diajar disekolah, teori dan metodologi. Teori Media Baru masih dalam tahap awal pengembangan dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan memperluas beberapa argumen dasar yang tertulis di atas. Media telah dianalisis dan diuji melalui materi yang diajar disekolah, teori dan metodologi.

sumber: ebook digital culture understanding new media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar