Rendering merupakan sebuah proses untuk menghasilkan sebuah citra 2D dari data 3D dimana akan membuat sesuatu yang solid dari model yang telah dibentuk. Proses ini bertujuan untuk untuk memberikan visualisasi pada user mengenai data 3D tersebut melalui monitor atau pencetak yang hanya dapat menampilkan data 2D.
Rendering sering digunakan untuk desain arsitektur, simulator, movie atau juga special effect pada tayangan televisi, dan design visualization. Rendering tidak hanya digunakan pada game programming Model namun ada juga yang digunakan dalam bentuk 3D. 3D Rendering adalah proses yang melibatkan perangkat lunak 3 Dimensi untuk menghasilkan gambar dari model yang telah dibuat sebelumnya. Material dan tekstur yang melibatkan gambar yang dibuat atau sesuai dengan permukaan atau poligon tempat material dan tekstur tersebut berada, sudut pandang dari arah mana objek tersebut dilihat, serta pencahayaan yang diberikan terhadap model 3D dan lingkungan sekitarnya.
Dalam bidang 3D Graphics rendering harus dilakukan secara cermat dan teliti. Maka dari itu terkadang dilakukan pre rendering sebelum rendering dilaksanakan. Per rendering adalah proses pengkomputeran secara intensif ,yang biasa digunakan untuk pembuatan film, menggunakan graphics card dan 3D hardware accelerator untuk penggunaan real time rendering.
Gambar yang dibuat melalui proses rendering digital adalah gambar digital atau raster image, jenis gambar yang biasa kita lihat sehari-hari pada desktop komputer atau wallpaper. Gambar digital tersebut dibuat melalui proses rendering digital sebagai langkah besar terakhir sebelum disusun menjadi animasi. Gambar-gambar digital tersebut diidentifikasi melalui beberapa fitur sebagai berikut
• Shading : mengatur tingkat kecerahan dan warna
• Reflection : pencerminan gambar
• Blur : efek kabur dari obyek yang bergerak
• Refraction : pembelokan cahaya melalui benda padat transparan
• Shadows : efek yang diciptakan oleh cahaya terhalang atau efek bayangan
• Soft shadow : efek cahaya atau bayangan yang terhalang sebagian
• Depth of Field : penampilan objek kabur karena terlalu jauh di depan atau di belakang
sumber :
http://my.opera.com/taniadwy/blog/rendering
http://blog.kursusprivat.com/2011/06/3d-rendering/
Minggu, 23 Oktober 2011
Minggu, 02 Oktober 2011
Desain Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual dimana gambar diguakan untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah h ide, akal, mata, tangan, alat gambar , tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual. Konsep ini biasannya dibuat menggunakan sketsa. Desainer grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer. Beberapa softaware yg digunakan dalam desain grafis ialah
• Adobe Photoshop
• Adobe Illustrator
• Coreldraw
• GIMP
• Inkscape
• CorelDraw
• Adobe Dreamweaver
• Notepad
• Adobe Photoshop
• Adobe Premier
• Adobe Flash, atau yg sebelumnya Macromedia Flash
• Ulead Video Studio
SEJARAH AWAL DESAIN GRAFIS
Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Pada awal millenium kedua perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Sangat tidak efektif karena konon katanya untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.
ERA CETAK
Pada Tahun 1447 Johannes Gutenberg menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain alat untuk menghasilkan anggur yang digunakan di Rhineland, Jerman,. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa. Temuan Gutenberg ini telah mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku.
Perkembangan selanjutnya ditemukan oleh Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster.
Perkembangan desain grafis ditandai dengan peristiwa-peristiwa penting di dunia yang berperan dalam sejarah perkembangan desain grafis seperti pameran yang dilaksanakan di sebu gedung yang dibuat menggunaka teknik desain grafis, pembuatan poster dan lukisan, gerakan seni dan kesustraan, gerakan seni modern, dibuatnya peta bawah London, ditemukannya Helvetica yang adalah salah satu tipe huruf yang paling populer dan terkenal di dunia, terbitnya majalah desain grafis Amerika.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis
http://aditlab.blogspot.com/2010/02/sejarah-desain-grafis.html
http://sjrdesgrafison.blogspot.com/
Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah h ide, akal, mata, tangan, alat gambar , tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual. Konsep ini biasannya dibuat menggunakan sketsa. Desainer grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer. Beberapa softaware yg digunakan dalam desain grafis ialah
• Adobe Photoshop
• Adobe Illustrator
• Coreldraw
• GIMP
• Inkscape
• CorelDraw
• Adobe Dreamweaver
• Notepad
• Adobe Photoshop
• Adobe Premier
• Adobe Flash, atau yg sebelumnya Macromedia Flash
• Ulead Video Studio
SEJARAH AWAL DESAIN GRAFIS
Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Pada awal millenium kedua perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Sangat tidak efektif karena konon katanya untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.
ERA CETAK
Pada Tahun 1447 Johannes Gutenberg menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain alat untuk menghasilkan anggur yang digunakan di Rhineland, Jerman,. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa. Temuan Gutenberg ini telah mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku.
Perkembangan selanjutnya ditemukan oleh Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster.
Perkembangan desain grafis ditandai dengan peristiwa-peristiwa penting di dunia yang berperan dalam sejarah perkembangan desain grafis seperti pameran yang dilaksanakan di sebu gedung yang dibuat menggunaka teknik desain grafis, pembuatan poster dan lukisan, gerakan seni dan kesustraan, gerakan seni modern, dibuatnya peta bawah London, ditemukannya Helvetica yang adalah salah satu tipe huruf yang paling populer dan terkenal di dunia, terbitnya majalah desain grafis Amerika.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis
http://aditlab.blogspot.com/2010/02/sejarah-desain-grafis.html
http://sjrdesgrafison.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)