Senin, 11 Oktober 2010

resume bab 7

BAB VII

Partisipatif budaya : mobilitas, interaktivitas dan identitas


Budaya digital tidak diragukan lagi sudah memiliki dampak dalam berbagai cara di kehidupan kontemporer. tetapi salah satu perkembangan yang signifikan itu telah membawa komunikasi ‘on the move’ ke tahap mediasi. Seperti halnya perkembangan mew media, hal seperti ini tidak sepenuhnya seperti sesuatu yang baru, ‘old media’ seperti radio analog dengan mudah dapat berkembang menjadi radio portable dalam waktu beberapa decade saja, contohnya walkman yang menjadi perangkat analog massal populer, pada tahun 1980 yaitu dapat mendengarkan kaset dimana saja. Media teks dan penonton mulai bergerak perlahan di platform yang berbeda seperti televisi, online radio on-demand, podcast, konten yang dibuat pengguna, video digital, dan sebagainya. Beberapa pengguna dan konsumen teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dapat mengakses layanan (seperi web, bahkan televisi dan radio) melalui ponsel, perangkat nirkabel, sementara yang lain mungkin mengaksesnya melalui (dalam praktek) terminal desktop fixed-point di rumah atau tempat kerja, atau bahkan televisi kuno yang berurusan dengan sinyal televisi digital.

Komunikasi Nomaden

Berkomunikasi dengan menggunakan telepon merupakan pilihan yang cermat. Jaringan dan layanan sebelumnya dianggap sebagai sesuatu yang 'statis',yang sekarang semakin bergerak maju sehingga mudah diakses , dimana kita bisa belajar lebih banyak tentang kemungkinan 'nomaden' komunikasi dalam budaya digital. Kemudian bagaimana memiliki perangkat komunikasi digital yang semakin bergerak maju dan menggunakan media yang bersifat nomaden? Di sini, penulis menunjukan tiga perubahan yang signifikan:

• memindahkan konseptualisasi 'mobile' media ke dalam ruang 'publik' dan 'privat’ (mungkin 'nomaden' komunikasi sekarang menemukan mobilitas mereka dalam ruang domestik atau dioposisi untuk wilayah rumahan);
• pengguna 'konten' media mobile suara seperti perangkat MP3 atau MP4 sekarang dapat menikmatinya dalam berbagai rutinitas mereka;
• memungkinkan untuk mengeksprresi diri dan mengartikulasi identitas diri yang ditawarkan oleh 'nomaden' media digital.

Sebelumnya banyak peralatan 'baru' media yaitu digital mobile (misalnya ponsel kamera) sebagian telah diartikan sebagai sistem yang menentang kekuasaan dan peraturan, maka memungkinkan pemuda subkultur untuk terlibat dalam kegiatan yang dianggap sebagai mengancam tatanan sosial. Budaya digital secara monolithically bisa dikatakan mempunyai sisi baik atau buruk dan juga bergerak cepat serta fleksibel.
Mungkin budaya digital yang meluas dan gagasan konstan 'upgrade' urung direncanakan ke dalam pola kebiasaan konsumsi dan self-konseptualisasi, bahkan komentar di dunia akademis.

selanjutnya akan dibahas di sini http://azir99.wordpress.com/2010/10/11/114/

sumber : ebook digital culture understanding new media